I.1. Latar Belakang
Pabrik Kelapa sawit yang mengolah tandan buah segar (TBS) , selain menghasil produk hasil olahan berupa CPO dan Karnel juga menghasilkan limbah. Limbah hasil sampingan pengolahan TBS berupa Janjang Kosong 21 %, Limbah Cair PKS 55 % , Cangkang 12, 5 % dan limbah Fiber 12,5 %.
Limbah fiber sebagai salah satu hasil sampingan pengolahan TBS di PKS biasanya habis digunakan untuk bahan bakar boiler, namun seiring dengan perkembangan tehnologi saat ini tungku boiler PKS naga sakti lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar, sehingga kelebihan limbah fiber yang tidak dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler menumpuk menjadi sampah.
Penumpukan fiber yang berlangsung secara terus menerus dalam jumlah yang banyak membutuhkan banyak tempat terbuka untuk pembuangan yang luas dan dikhawatirkan menjadi masalah bagi usaha perkebunan karena tumpukan tersebut sangat potensial menjadi tempat berkembang biak hama bagi kelapa sawit.
I.2. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi adalah limbah fiber mempunyai kandungan hara tetapi kecil dan apabila Limbah fiber di lakukan aplikasi fiber ke lapangan sebagai mulsing adalah :
- Diperlukan dosis yang tinggi (500 kg/pokok), sehingga kekhawatiran dijadikannya tempat perkembang biakan hama tanaman Kelapa sawit .
- Aplikasi langsung ke Lapangan memiliki kelemahan limbah fiber lama terdekomposisi dan saat panen puncak biasanya pada saat musim hujan, sehingga dengan dosis yang tingga akan terjadi kesulitan dalam pengaplikasian di lapangan, sehingga terjadi penumpukan fiber di lapangan yang mengganggu aktifitas panen.
I.3 Batasan Masalah
I.3.1. BrainsormingHasil brainstorming penyebab menumpuknya limbah fiber di PKS karena :
- Fiber belum dimanfaatkan untuk keperluan lain selain Bahan bakar boiler
- Perlu dosis tinggi dan lama terdekomposisi untuk aplikasi fiber secara langsung di lapangan
I.3 Tujuan
Tujuan dari composting dari limbah fiber ini adalah :- Mencari alternatif pemanfaatan limbah fiber PKS sebagai pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit
- Menurunkan C/N ratio fiber agar dapat memperkecil dosis aplikasi dilapangan dan mengurangi ketergantungan saat aplikasi terhadap cuaca.
- Mengurangi penumpukan limbah fiber di PKS dan Lapangan
II.1 . Data dan Analisa
1. Jumlah Limbah Fiber
Tabel 1. Jumlah limbah fiber yang dihasilkan oleh PKS
BAHAN | % | Bulan (ton) | Total | ||
Januari | Februari | Maret | |||
TBS diolah | 100 | 23.491 | 19.143 | 24.502 | 67.137 |
Produksi Fiber | 12,5 | 2.936 | 2.393 | 3.063 | 8.392 |
Limbah fiber | 34,0 | 815 | 981 | 1.055 | 2.851 |
2.. Kandungan Hara
Tabel 2. Kandungan Hara dalam Fiber
Sumber data hasil analisis Lab. Smartri.
Sample diambil dengan cara mengambil limbah fiber segar dari loading fiber PKS Naga Sakti sebanyak 1 kg kemudian dikirimkan ke Lab. Smartri, Libo.
II.2. Rencana Perbaikan dan Pelaksanaan Perbaikan
II.2.1. Persiapan Alat dan Bahan
2.1.1 Alat dan Bahan
- TLB
- Limbah Fiber PKS
- Pompa Air dan Instalasi air (pipa PVC)
- Plastik Mulsing (lebar 2 m)
- Pupuk Urea
- Limbah Cair PKS
- Traktor
1. Pembuatan Compost
- Persiapan areal dan pemasangan intsalasi untuk limbah cair.
- Limbah fiber diangkut dengan dumptruk dari loading PKS ke areal yang telah disiapkan untuk pembuatan compost
- Fiber disusun dalam bentuk bedengan lebar 2 m dan tinggi 1 meter
- Fiber dicampur dengan pupuk urea sebesar 2 % dari jumlah fiber pada minggu awal pembuatan dan 1 % pada minggu kedua.
- Pengadukan dilakukan sebanyak 3 kali satu minggu pada bulan pertama dan 2 kali dalam seminggu pada bulan ke dua.
- Penyiraman LCPKS dilakukan setiap selesai dilakukan pengadukan dengan TLB .sebanyak 0.13 m3/ton pada bulan pertama dan 0,1 m3/ton pada bulan kedua.
- Setiap selesai penyiraman compos di tutup dengan plastik mulsing.
- Analisa Lab. Dilakukan untuk melihat kelembaban mingguan di lab. PKS Naga Sakti dan kelembaban akhir proses pembuatan kompost dilakukan di lab Smartri
2.. Pengeceran Compost di Lapangan
- Compost yang telah siap diaplikasi di muat dengan menggunakan TLB kemudian diangkut dengan dump truk menuju ke lapangan, setiap trip di timbang.
- Di lapangan Compost di tumpuk di pasar pikul sesuai dengan kebutuhan aplikasi mengikuti rekomendasi hasil analisis Lab. Smartri
- Pengeceran dengan menggunakan miningbucket, compost diecer di pasar pikul secara tipis dan merata.
- a. Kadar air
Tabel 3. Jumlah Fiber yang diaproses menjadi compost
Dari hasil analisa kadar air pada sampel yang di ambil setiap minggu dan dianalisa di lab. PKS rata-rata di dapatkan kadar air 54,1 persen, tetapi pada sample tera khir klembaban sudah dapat dicapai 59,28 %, mendkati kelembaban optimal yang diharapkan yaitu 60 %. (Table 4 dan 5)
Tabel 4. Hasil analisis kadar air akhir perlakuan
Tabel 5. Tabel Perbandingan C/N ratio dengan Hasil Analisis kadar air Compost di Lab. Smartri
No. Bed | Kadar Air | N | P | K | Mg | Ca | Mn | B | Zn | Cu | C-Org | C/N |
1 | 64,2 | 1,67 | 0,149 | 0,35 | 0,21 | 1,58 | 37 | 13 | 18 | 18 | 42,9 | 25,7 |
2 | 53,2 | 2,11 | 0,161 | 0,43 | 0,29 | 0,69 | 38 | 17 | 24 | 17 | 32 | 15,2 |
3 | 65,6 | 1,55 | 0,215 | 0,34 | 0,29 | 1,65 | 45 | 15 | 21 | 19 | 43,5 | 28,1 |
4 | 62,3 | 1,47 | 0,149 | 0,36 | 0,23 | 0,82 | 35 | 16 | 22 | 17 | 26,9 | 18,3 |
5 | 48,1 | 0,95 | 0,164 | 0,43 | 0,25 | 1,33 | 41 | 14 | 22 | 19 | 39,9 | 42 |
6 | 58,7 | 1,69 | 0,328 | 0,42 | 0,44 | 1,48 | 69 | 18 | 32 | 28 | 33,8 | 20 |
7 | 65,3 | 1,92 | 0,314 | 0,36 | 0,4 | 0,83 | 45 | 22 | 26 | 19 | 39,8 | 20,7 |
8 | 56,8 | 1,62 | 0,223 | 0,3 | 0,26 | 0,81 | 48 | 15 | 28 | 23 | 49,9 | 30,8 |
Rata 2 | 59,28 | 1,623 | 0,213 | 0,37 | 0,3 | 1,15 | 44,8 | 16 | 24,1 | 20 | 38,6 | 25,1 |
b. Analisa Biaya
Tabel 6. Cost Pembuatan Compost
Komponen | Jumlah | cost/unit | Total cost | |
TLB (bu) | 180 | 58.819 | 10.587.420 | |
HK | 62 | 23.680 | 1.468.160 | |
Pupuk Urea | 1.400 | 1.406 | 1.968.400 | |
Pengawas | 45 | 31.722 | 1.427.490 | |
Total | 15.451.470 | |||
Jml Compost | 466,700 | |||
Cost/Ton | 38.370 |
Jenis Pupuk | Subtitusi Pupuk/100 kg compost *) | Subtitusi pupuk /ton compost | Harga pupuk /kg | Total Rupiah | |
Urea | 1,50 | 15 | 1426 | 21.390 | |
TSP | 0,50 | 5 | 1793 | 8.965 | |
MOP | < 0,5 | 5 | 1851 | 9.255 | |
Kies | 1,00 | 10 | 1034 | 10.340 | |
Total | 49.950 |
Dari hasil analisis Lab Smartri, compost sudah dapat diaplikasikan ke lapangan dengan dosis rekomendasi sebesar 100 kg/pk (table 7). Dengan demikian setaip hektar tanaman hanya membutuhkan 14,3 ton kompost. Dengan biaya pembuatan compost sebesar Rp.38.370,- /ton compost dapat memberikan subtitusi pupuk pengganti pupuk anorganik senilai Rp. 49.950,- /ton. Atau penghematan sebesar Rp.11.580, ton.
Tabel 8. Perbandingan Cost peembuatan compost dengan nilai subtitusi pupuk
Item | Satuan | Jumlah | Harga/unit | Total Biaya |
TBS Diolah (ton) | Ton | 322450 | ||
Compos | Ton | 13704,125 | 38370 | 525.827.276 |
Subtitusi Pupuk | Ton | |||
Urea | Ton | 205,56 | 1426000 | 293.131.233,750 |
TSP | Ton | 68,52 | 1793000 | 122.857.480,625 |
MOP | Ton | 68,52 | 1851000 | 126.831.676,875 |
Kies | Ton | 137,04 | 1034000 | 141.700.652,500 |
Total Nilai Subt | Rp | 684.521.044 | ||
Penghematan | 158.693.768 |
Pada aplikasi compost di lapangan tumpukan-tumpukan fiber dapat dihindakan sehingga pada saat musim hujan tidak akan banyak mengganggu aktifitas panen.
- I. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Penumpukan Fiber di PKS dan Dilapangan dapat di hindari , karena fiber dapat di aplikasi ke lapangan sebagai bahan organik.
- Atau dengan Olahan TBS setahun sebesar 322.450 ton akan menghasilkan fiber 13704.12 ton , apabila dibuat compos memberi subtitusi pupuk organik setara dengan 205,66 ton urea, 68,52 ton pupuk TSP ,137,04 ton pupuk kieserite dan 68,52 ton pupuk MOP. Atau senilai Rp. 168.693.768
- Menurunkan dosisi aplikasi dilapangan dari 500 kg/pk bila dengan fiber , menjadi 100 kg/pk bila dijadikan kompost.
Perlu dilakukan pembuatan lantai permanen apabila akan dilakukan pembuatan compos dalam sekala lebih besar.dan perlu dicari alternatif alat yang lebih efektif untuk melakukan pengeceran compost di lapangan.
Gambar 1. Tumpukan Limbah Fiber di PKS
Gambar 2. Pengangkutan Fiber dari Loading PKS
Gambar 3. Bedengan dfiber yang akan dibuat compos
Gambar 5. Pengangkutan compos yang siap diaplikasi ke Lapangan
Gambar 6. Pengeceran compost di Lapangan
Tabel 9. Hasil analisis kadar air mingguan di Lab PKS NSAM
Tabel 10. Perbandingan cost aplikasi Fiber langsung dengan aplikasi compost di lapangan
Item | Sat | Pengeceran Compost | Pengeceran Fiber | ||||
Sat/ton | Rp/ton | Rp/ha | Sat/ton | Rp/ton | Rp/ha | ||
Pembuatan Compost | Rp | 38.370 | 548.691 | - | - | - | |
TLB | HM | 0,06 | 3.529 | 50.467 | 0,06 | 3.529 | 252.334 |
Truk Angkut | Rp | 9100 | 9.100 | 130.130 | 5.714 | 5.714 | 408.551 |
Traktor ecer | HM | 0,05 | 2.398 | 34.288 | 0,05 | 2.398 | 171.439 |
HK Ecer | HK | 0,02 | 395 | 5.644 | 0,02 | 395 | 28.219 |
Pengawas | HK | 0,02 | 529 | 7.560 | 0,02 | 529 | 37.802 |
228.089 | |||||||
Total | 15.950 | 776.780 | 12.564 | 898.344 |
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya.....