Jumat, 13 Mei 2011

Membuat diagram Pareto(1)

Dalam tulisan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai contoh aplikasi diagram pareto, dimana sudah menggunakan tabel untuk kemudian disusun dalam bentuk diagram agar memudahkan pemahaman mengenai bagian mana yang paling memberikan porsi terbesar atau pengaruh terbesar dari suatu keadaan atau masalah
.

Untuk lebih jelasnya, setiap langkah pembuatan diagram pareto adalah sebagai berikut :

  • Mencatat semua data mentah. Buat kategori serta data penghubung lainnya.
  • Mengurutkan data. Siapkan lembar kerja, letakkan kategori diatas dan tempatkan data mulai dari yang terbesar. Anda bisa gunakan secara manual atau aplikasi program komputer untuk memudahkan hal ini.
  • Memberi label pada sumbu vertikal sebelah kiri. Buatlah label di sebelah kiri tabel secara seimbang intervalnya, mulai dari 0 sampai angka terbesar atau pembulatan. Buat unit satuannya.
  • Memberi label pada sumbu horizontal. Yakinkan bahwa setiap data atau daftar kategori yang dibuat memiliki lebar yang sama dan jarak yang sama. Kemudian beri nama untuk setiap data tersebut, misal data A, data B, data C dst.
  • Buatlah grafik batang untuk setiap data, dimana tinggi grafik batang tersebut sesuai dengan jumlah data setiap kategori. Misal data A berjumlah 100, data B berjumlah 80, data C berjumlah 30 dst. Tinggi grafik batang dibuat seimbang dan proporsional dengan jumlah data.
  • Membuat data kumulatif. Yakni kumulatif atau kumpulan penjumlahan dari setiap data.
  • Membuat grafik kumulatif. Ini adalah grafik opsional, tapi akan sangat membantu jika dibuat. Selanjutnya buatlah label persentase pada sumbu vertikal sebelah kanan. Kemudian hubungkan data persentase kumulatif setiap data tersebut dengan garis .
  • Tambahkan judul, legenda dan tanggal.
  • Analisa diagram yang dibuat. Carilah breakpoint dari grafik persentase kumulatif.

Namun dalam beberapa kasus, kadang tidak ditemukan data yang signifikan atau tidak ada perbedaan dramatis dari suatu data dengan data lainnya. Untuk mengatasi hal ini, anda perlu menggunakan teknik yang berbeda, atau ambil dari sudut pandang yang berbeda (different point of view).

Sebagai contoh, ada kasus seperti dibawah ini :

Seorang finance – manager sebuah perusahaan akan membayar utang perusahaan yang sudah outstanding, namun karena keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan, maka pembayaran hanya diberikan berdasarkan prioritas. Sejauh ini belum ada aturan perusahaan mengenai kategori mana utang yang prioritas dan mana yang tidak.

Adapun data yang dimiliki adalah sebagai berikut :


Nama Kreditur
Jumlah Utang
Utang Tn Philip
2.15 milyar
Utang Bank Negara
2.2 milyar
Leasing
2.0  milyar
Utang jangka pendek Finansia
2.25 milyar
Pembayaran Cicilan Bangunan ke 3
2.05 milyar
Cicilan ke 3 kendaraan perusahaan
2.1 milyar

Dalam bentuk diagram, maka hasilnya sebagai berikut :
 
  
Jika dilihat, tidak ada data yang signifikan atau data yang dramatis dan membedakan utang satu dengan lainnya. Jika dihadapkan dalam pilihan ini, tentu membingungkan manajemen untuk mengambil keputusan, mana utang yang perlu dibayarkan dahulu.

Kemudian finance manager memutuskan melihat datanya kembali yakni denda bunga setiap utang.

Nama Kreditur
Interest Rate
Utang Tn Philip
11%
Utang Bank Negara
10%
Leasing
7%
Utang jangka pendek Finansia
4%
Pembayaran Cicilan Bangunan ke 3
2%
Cicilan ke 3 kendaraan perusahaan
1%

Kemudian, dibuat lagi diagram pareto berdasarkan tingkat suku bunga setiap utang

 

Dari data diatas, tampak lebih berarti dan meaningful, dimana 80% utang yang prioritas untuk dibayar adalah kepada Tn. Philip, Bank Negara dan Leasing.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya.....