Postmodernisme: Kebangkitan Neospiritualitas
Bangunan itu sudah usang- sakit di mata bila melihatnya.Pun pondasi nya sudah renta digerayangi guncangan bumi yang tidak henti-henti nya menjamah.Namun jauh di dasar sana, tersimpan memori kolektif akan sisa-sisa semangat masa lampau.Entah itu pun akan ikut serta berpesta dalam riuh nya postmodern, aku tak tahu.
 Agama di Era Postmodernisme: Kebangkitan neospiritualitas (misitisme, ocultisme dan takhayul)
|  | 
| Gambar diambil dari sini | 
Postmodernisme  merupakan gerakan pemikiran, seni, sosial , agama dan budaya Yang  menjadi titik balik dari modernisme. Peradaban modern dibangun atas  narasi-narasi besar (Grand naratif) ex emiprisme, komunisme, fasisme,  logos, spirit dll. Peradaban tersebut dibangun berdasarkan klaim-klaim  universalitas, rasionalitas, sentralisme, ketunggalan yang terstruktur  kuat dalam oposisi biner (Binary opposition) yakni benar/salah,  baik/buruk, kaya/miskin moral/amoral. postmodernisme menolak segala  bentuk grand narasi yang menjadi tumpuan peradaban modernisme. Posmo  mengembangkan antifondational, antiidiologi, antiunversalisme,  antiteori, antikemutlakan anti sentralisme, antiepistemologi,  antistructur, antirasionalisme.
Kecenderungan  postmodern untuk menolak segala bentuk narasi besar dengan segala  fondasinya (spirit, logos, Being, sistem) dapat pula diartikan sebagai  penolakan terhadap agama-agama besar (agama samawi), yaitu agama-agama  yang memiliki klaim universal, kebenaran tunggal yakni Islam, Kristen  dan yahudi. Yang Mereka tolak adalah klaim kebenaran universal yang  dimiliki oleh ajaran-ajaran agama tersebut, tidak agama-agama itu  sendiri karena tetap dihargai dalam kerangka pluralisme. Penolakan  postmodern terhadap narasi besar dalam agama-agama telah mendorong  kearah pembangkitan kembali (Revivalisme) kepercayaan-kepercayaan klenik  kuno (primordial). Postmodern sebaliknya cenderung mengembangkan  agama-agama noninstitusional serta konsep-konsep baru  tentang  spiritualitas yang terlepas dari konsep-konsep dari agama- agama samawi.  Postmodern lebih cenderung menggali dimensi supranatural, ocultisme,  mistis, magis. Sehingga bermunculanlah konsep primordial seperti praktek  tarot, horoskop, astrologi, tenaga dalam, Yoga, I ching, ajaran-ajaran  mistik timur, meditasi, mumi, manusia serigala, vampir, pengobatan  alternatif jarak jauh, petunjuk arwah, dll. Begitu juga ada upaya  penggalian yang tak henti-hentinya terhadap ilmu hitam, racun, sihir  hantu dan iblis.
Tak  heran jika novel berbau-bau sihir dari J.K Rowling Harry Potter and the  Sorcerers stone meledak dipasaran, atau film seperti lord of the ring  dan laris manisnya buku tentang yoga, meditasi, mistisme, psikologi  metafisika, aura merupakan gambaran obsesi masyarakat postmodern  terhadap spiritualitas dangkal, spiritualitas yang berpusat pada  pemenuhan nafsu-nafsu tubuh. Menciptakan paham-paham sinistik atheistic  yang cenderung menghina dan merendahkan symbol-simbol agama dan  melecehkan konsep ketuhanan dan membuat keyakinan-keyakinan sempalan,  nyeleneh dan ocultism.
Selain  itu posmo juga cenderung mengembangkan dan menghidupkan kembali  sekte-sekte sesat yang bersifat eklusif, membangun  penyimpangan-penyimpangan agama. Hal ini disebabkan Wacana ekonomi dan  industrialisasi gagal memberikan iklim yang sehat bagi berkembangnya  rasionalisme di kalangan masyarakat, maka dunia mistik dan irasionalitas  pun mendapat tampat kembali di hati masyarakat. Masyarakat semakin  antusias terhadap sensasi dunia supranatural. Hingga betapa banyak  masyarakat kita lebih mempercayai ramalan mistik ketimbang analisis  rasional dan argumentasi sehat dari para ulama dan agama. Bahkan dunia  politik pun memerlukan analisis mistik (paranormal). Begitu juga dunia  bisnis, yang menjadikan sector mistik ini begitu laris, sehingga  memungkin kan mereka membuka office di perkatoran modern, dengan  fasilitas internet dan handphone. Para Eksekutif rela mengeluarkan  beberapa juta untuk membeli ramalan, jimat atau jin.
Inikah  hasil yang diharapkan dari eskapisme masyarakat kontemporer dari  nilai-nilai agama??? ketika gaung rasionalisme yang diwadahi oleh  semangat modernisme telah gagal membuktikan klaimnya sebagai gerakan  pencerahan umat manusia. Postmo merupakan parodi dan kritik terhadap  klaim-klaim modernisme yang dianggap gagal dan omong kosong besar dalam  peradaban umat manusia. postmo lahir sebagai bentuk ekspresi frustasi  dan eskapisme dari modernisme. Sehingga postmo memparodi segala sesuatu  termasuk dirinya sendiri akhirnya yang kita lihat hanyalah parodi dari  segala sesuatu semuanya serba parodi.
Dalam kebingungan serta perjuangan iman melawan ego,
 
 
 



0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya.....